Tercatat bahwa di Indonesia terdapat 24 Provinsi yang belum memiliki sarana industri farmasi antara lain Provinsi Aceh, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Sementara jumlah industri farmasi di Indonesia pada tahun 2009 –2011 yang hanya tersebar di 9 provinsi dapat dilihat pada Gambar 26, dimana Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah industri farmasi terbanyak diikuti oleh Provinsi Jawa Timur dan DKI Jakarta.
Kenyataan bahwa jumlah industri farmasi di wilayah Indonesia bagian barat lebih besar dibanding wilayah Indonesia bagian timur, ini dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan industri farmasi di Indonesia bagian timur dalam rangka pemerataan sarana tersebut di seluruh Indonesia. Keberadaan industri farmasi yang banyak tersebar di wilayah Indonesia bagian barat ini juga salah satu sebab dari mahalnya harga obat di bagian timur akibat tingginya biaya distribusi.
Faktor keamanan, kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan keadaan ekonomi masyarakat di wilayah timur Indonesia juga harus ditingkatkan untuk mendukung upaya tersebut. Hal ini penting untuk membuka akses masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan khususnya bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
0 komentar:
Posting Komentar